Senin, 17 Januari 2011

Empat Pemain Muda Dikirim ke Leicester

Jakarta, Kompas - Indonesia Football Academy akhirnya menemukan empat pemain kelahiran tahun 1995 untuk dikirim ke klub Inggris, Leicester City. Para pemain itu bakal menjalani pembinaan dengan standar Eropa yang ketat selama enam bulan mulai Februari.
Empat pemain yang lolos ke Leicester adalah pemain sayap Maldini, gelandang Yogi Rahadian, penyerang Moch Fahmi Al Ayyubi, dan bek Rico Adrianto. Para pemain ini diseleksi selama tiga bulan oleh pelatih Indonesia Football Academy (IFA).
IFA menyeleksi 45 pemain U-14 dan U-15 dari seluruh Indonesia. Pemain peserta kejuaraan sepak bola Pelajar Asia 2010 juga termasuk yang diseleksi. Para pemain itu akan dibina oleh Direktur Teknik IFA Kevin Kent sebelum dikirim ke Inggris pada Februari 2011.
Pelatih IFA Rasiman, Minggu (16/1), menjelaskan, empat pemain ini merupakan angkatan pertama yang dikirim ke Eropa. Mereka akan menjalani latihan bersama pemain muda Leicester. Jika kemampuannya bagus, mereka bisa masuk skuad dalam turnamen dan kompetisi.
”Program ini untuk mengukur kemampuan mereka apakah memenuhi standar Eropa. Setelah sebulan di sana, mereka akan kembali ke Indonesia untuk dibina lebih lanjut,” ujar Rasiman.
Asisten Kevin Kent itu berharap ada pemain yang memenuhi kriteria pemain Leicester sehingga bisa membuka pintu bagi pemain lain untuk masuk ke level Eropa.
Sebenarnya, lanjut Rasiman, ada nama lain yang lolos seleksi ke Leicester, yaitu Angga Febryanto Putra. Namun, penyerang timnas U-16 ini terpilih mengikuti program SAD Uruguay yang dijalankan PSSI.
”Menurut Kevin Kent, Angga berpeluang besar masuk kriteria pemain Eropa. Ia memiliki postur, teknik, dan fisik tipikal Eropa,” ujar Rasiman.
Pengiriman pemain ke Eropa ini, lanjut Rasiman, tidak hanya ke klub Leicester. IFA menjajaki kerja sama dengan sejumlah klub di Inggris dan Belanda.
IFA mengambil terobosan mengirim pemain muda ke Eropa dengan tujuan membentuk mental, keterampilan, dan fisik pemain sesuai dengan standar internasional. Para pemain itu juga harus menunjukkan kemampuan terbaik supaya bisa bersaing dengan para pemain Eropa.
Selain itu, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (sport science) dalam pembinaan di Eropa akan membantu para pemain usia muda memenuhi standar fisik pemain internasional.
Program 2011
Tahun ini IFA menjalankan sejumlah program baru, seperti mempersiapkan pemain untuk mengikuti kejuaraan Menteri Pemuda dan Olahraga untuk pemain kelahiran tahun 1996. Persiapan para pemain itu seiring dengan program lain, seperti kompetisi U-18 yang dinamai Liga Jabodetabek.
Liga U-18 itu digulirkan oleh IFA bekerja sama dengan para praktisi pembinaan sepak bola usia muda. Kompetisi ini merupakan wujud peran serta masyarakat untuk memperbaiki kondisi sepak bola Indonesia yang terpuruk.
IFA juga bekerja sama dengan komite Liga Kompas Gramedia U-14 untuk menyusun standar kompetisi yang bisa dijadikan acuan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar